PERPUSTAKAAN PUSAT

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

PERPUSTAKAAN PUSAT

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Kamis, 26 Oktober 2023. Lakpesdam PCNU Kab. Malang bekerjasama dengan Pusat Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menyelenggarakan Bedah Buku Kitab Santri : Antologi Pengalaman dan Pendidikan Moral di Pesantren yang dimoderatori oleh Ibu Dr. Risa Elvia, S.Ag., M. Pd. Pada pembukaan acara, peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ya Lal Wathon, dan lagu hari santri, dimana 83 orang yang hadir bernyanyi dengan riuh penuh semangat. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor, Bapak Prof. Dr. H.M. Zainudin, MA, yang menyampaikan rasa terimakasih atas terselenggaranya acara ini sebagai peringatan hari santri, beliau juga menyampaikan mengenai keunggulan pendidikan pesantren, yang mana belajar di pesantren tidak seperti belajar di luar pesantren karena memiliki tujuannya yang pertama tolabul Ilmi dan yang kedua menyebarkan ilmu. Pendidikan pesantren merupakan pendidikan long life education, karena tidak harus memiliki latar belakang pendidikan apapun. Di UIN Malang sendiri sudah menerapkan pendidikan pesantren, yakni integrated Islamic karena menggabungkan pendidikan umum dengan pendidikan pesantren. Acara ini juga dihadiri oleh ketua PCNU KH. Hamim Kholili yang menyampaikan mengenai hikmah menjadi santri. Kemudian, Ketua Lakpesdam Bapak Dr. Sutomo, M. Sos dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan generasi muda atau SDM NU, karena SDM merupakan hal yang sangat penting untuk menyongsong Indonesia Emas mendatang.

Kitab Santri : Antologi Pengalaman dan Pendidikan Moral di Pesantren

Pada pembahasan buku, Bapak Achmad Tohe, MA., Pd.D menyampaikan perlu adanya komitmen berupa  komitmen untuk selalu memberdayakan, dimana dalam realitanya, kaum santri ini banyak yang berasal dari golongan bawah, kemudian komitmen terhadap keilmuan dan komitmen terhadap agama yang mana santri dididik untuk selalu hidup altruistik yakni hidup untuk melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan. Selanjutnya dalam memahami bagaimana agama dalam sosio-kultural, tentunya harus belajar, belajar sedikit demi sedikit tanpa harus kuliah, belajar ilmu sosial, ilmu sosiologi, politik, dan sebagainya. Jika belajar ilmu Kalam, fiqih, itu menjadi tanggung jawab terhadap agama. beliau melihat bahwa santri ini gak ada matinya. Pada sesi berikutnya, Kepala Pusat Perpustakaan, Bapak Mufid, M. Hum menyampaikan bahwa pendidikan di pesantren itu sangat membekas, beliau sudah mencoba pendidikan umum tapi terasa tidak membekas. Hal ini mungkin dikarenakan adanya ketulusan para muallim muallimah.  Di pesantren juga ada kebiasaan ikrar sebelum pelajaran “radhitubillahi rabbah, wa bil islamidiinah”. Beliau melihat pondok pesantren merupakan tempat penggemblengan lahir batin dan kemandirian. Menurut beliau pendidikan pesantren berkaitan dengan penggemblengan pendidikan, dakwah, kejujuran, dan kemandirian bagi santrinya. Pengasuh PP. Al Munawwariyah Bapak KH. Zulfan Syahansyah, M. Pd. sebagai pembanding menyampaikan Isi dari buku ini hampir semua berisi pengalaman dari penulis. Hal yang menarik terdapat cacatan atau kutipan “tradisi membutuhkan inovasi yang terus menerus, tradisi dan inovasi adalah dua hal yg bertolakbelakang tapi saling mempengaruhi. Dan keduanya tidak bisa dihilangkan”. Kalau di dunia pesantren, hal ini tergantung apa kata kyainya. Beliau bercerita mengenai pembiayaan dan manajemen pondok pesantren yang mana memang diperlukan seorang ahli untuk memanajemen baik organisasi maupun keuangan suatu pondok pesantren. (Adi S.; Ed: Heni KN)

Bedah buku kitab santri
Bedah buku kitab santri
Share.

Comments are closed.