PERPUSTAKAAN PUSAT

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

PERPUSTAKAAN PUSAT

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Ari Zuntriana, pustakawan UIN Malang, berkesempatan berbagi pengetahuan dalam acara webinar (web-based seminar) yang diinisiasi oleh Tim Sains Terbuka Indonesia. Webinar ini sendiri adalah rangkaian seminar daring dalam rangka menghidupkan Pekan Akses Terbuka (Open Access Week) 2019. Dalam webinar perdananya pada 25 Oktober 2019 yang lalu, Ari mengangkat tema tentang gerakan terbuka di bidang budaya dan humaniora atau yang lebih dikenal dengan OpenGLAM. GLAM merupakan akronim dari Galleries, Libraries, Archives, and Museums. Berdasarkan penuturannya, Ari yang juga merupakan anggota aktif Tim Sains Terbuka Indonesia dan Wikimedia Indonesia ini memilih topik OpenGLAM karena isu ini masih relatif belum diperbincangkan secara luas dalam skena gerakan terbuka di Indonesia. “Saya melihat OpenGLAM ini belum banyak diketahui publik. Webinar ini adalah kesempatan saya untuk mengenalkan proyek GLAM Wikimedia ke masyarakat”, tuturnya. Bersama Rachmat Wahidi, koordinator GLAM Wikimedia Indonesia, Ari menyusun salindia (slide) yang bisa diakses di bit.ly/GLAMOAW. Dalam materi presentasinya, Ari mengemukakan urgensi OpenGLAM saat ini, terutama kaitannya dengan krisis GLAM yang terjadi di banyak belahan dunia. “Banyak peninggalan budaya, arsip-arsip, koleksi langka perpustakaan rusak atau hilang karena beragam faktor, seperti pencurian, kebakaran, bencana alam, dan peperangan. Mari kita coba lihat Suriah saat ini, mereka kehilangan banyak warisan budaya akibat konflik berkepanjangan”, urainya. Di Indonesia, beberapa kali terjadi pencurian koleksi museum yang akhirnya tidak terlacak. Benda-benda tersebut diduga beredar di pasar gelap. Dalam praktiknya, proyek GLAM yang digagas Wikimedia Indonesia ini membantu lembaga-lembaga budaya untuk mendigitalkan koleksinya dan mengunggahnya sehingga bebas diakses oleh publik. Beberapa lembaga yang telah dan sedang menjalin kerja sama dengan Wikimedia Indonesia adalah:
  • Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya (Yogyakarta),
  • Yayasan Sastra Lestari (Surakarta),
  • Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (Kota Padangpanjang),
  • Pusat Penelitian Kelapa Sawit (Kota Medan),
  • Perpustakaan Ajip Rosidi (Kota Bandung),
  • Dinas Penerangan TNI AU + Museum Dirgantara Mandala (Yogyakarta), dan
  • Museum Uang Sumatera (Kota Medan).
Di akhir webinarnya, Ari juga menerangkan penerapan lisensi terbuka Creative Commons dalam koleksi-koleksi GLAM. Video webinar dapat diakses di YouTube dengan pranala https://www.youtube.com/watch?v=ev5wEPtoiSQ
Share.

Comments are closed.